Perhumasan Dalam Instansi Corporate PT. EMP Surya Dumai


BAB I

PENDAHULUAN


1.1.Latar Belakang Masalah

Public Relations merupakan satu divisi yang kini sering dibicarakan. Persaingan bisnis yang semakin ketat membuat perusahaan harus lebih banyak membuat strategi agar lebih banyak menarik konsumennya. Perusahaan yang mampu bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin kuat itulah yang dianggap pemenang.          

Menarik perhatian konsumen tidaklah pekerjaan yang mudah. Perusahaan harus bekerja keras dan mempunyai strategi yang matang untuk dapat mencapainya. Divisi Public Relationsmerupakan divisi yang penting untuk membantu perusahaan dalam mencapai kesuksesan tersebut. Public Relationssangat dibutuhkan oleh perusahaan yang ingin bertahan untuk memenangkan persaingan bisnis. Dengan didukung divisi Public Relations, suatu perusahaan akan sangat terbantu dalam berhubungan dengan stakeholdernya. Salah satu kunci utama kesuksesan suatu perusahaan adalah ketika berhasil membentuk corporate image yang positif kepada para stakeholderdari perusahaan tersebut. Public Relationsmemiliki tanggung jawab atas penyampaian informasi secara lisan, tertulis, melalui gambar (visual) kepada publik, supaya publik mempunyai pengertian yang benar tentang organisasi atau perusahaan, tujuan, serta kegiatan yang dilakukan (Rumanti, 2002:39).

Ini membuktikan bahwa Public Relationssangat berpengaruh untuk menjalin hubungan baik terhadap publiknya baik internal maupun eksternal untuk menciptakan corporate imageyang baik oleh publiknya.Corporate imagesangat penting untuk sebuah perusahaan mengingatpersaingan bisnis yang semakin ketat. Semakin baik imageyang dimiliki oleh perusahaan tersebut maka akan semakin baik pula apresiasi dari stakeholdernya. Stakeholder  memiliki peranan penting dalam kelangsungan hidup suatu perusahaan. Peran Public Relations diharapkan mampu untuk membentuk corporate image yang positif perusahaan dimata stakeholdernya. Berbagai cara dapat dilakukan oleh Public Relations diantaranya melaui strategi komunikasi yang disampaikan kepada stakeholder yang datang berkunjung di lingkungan perusahaan (factory visit). Penyampaikan informasi yang efektif oleh Public Relations diharapkan mampu mengubah perspektif pihak stakeholder dalam penilaianya tehadap perusahaan. Komunikasi lisan dapat menjadi media organisasi yang paling efektif dan paling murah untuk menyampaikan informasi kepada publik (Moore, 2005:237).


1.2.Rumusan Masalah

·         - Definisi Public Relations

·        -  Tujuan dan Fungsi Public Relations

·        -  Kedudukan Public Relations Corporate

·  - Program Jangka Panjang dan Pendek dalam Perusahaan Corporate PT. EMP

· - Konflik-konflik yang Pernah Terjadi dalam Perusahaan Corporate PT. EMP

· - Strategi Seorang Praktisi Humas Untuk Meminimalisir Sebuah Krisis Serta Menangani Sebuah Krisis.


1.3.Tujuan Penulisan

·         Untuk mengetahui fungsi dan tugas dari Public Relation di perusahaan corporate

·         Untuk mengetahui fungsi dan tugas Public Relations di perusahaan corporate

·         Untuk mengetahui kedudukan Public Relations di perusahaan corporate

·         Mengetahui strategi apa yang dilakukan dalam menghadapi masalah yang terjadi di perusahaan corporate dalam hal ini PT` EMP


1.4.Manfaat Penulisan

·         Secara akademis bermanfaat meningkatkan pemahaman tentang Public Relation.

·         Memberikan sumbangan dalam ilmu komunikasi pada umumnya tentang Public Relations.

·         Mengetahui praktek kehumasan yang ada dalam perusahaan corporate


 

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Public Relations

Public relations adalah Usaha yang direncanakan secara terus-menerus dengan sengaja, guna membangun dan mempertahankan pengertian timbal balik antara organisasi dan masyarakatnya. Pendapat ini menunjukkan bahwa public relation dianggap sebuah proses atau aktivitas yang bertujuan untuk menjalin komunikasi antara organisasi dan pihak luar organisasi (Coulsin-Thomas, 2002).

Pengertian public relation adalah: Interaksi dan menciptakan opini publik sebagai input yang menguntungkan untuk kedua belah pihak, dan merupakan profesi yang profesional dalam bidangnya karena merupakan faktor yang sangat penting dalam pencapaian tujuan organisasi dengan secara tepat dan dengan secara terus menerus karena public relation merupakan kelangsungan hidup organisasi yang bersangkutan (Maria, 2002, p.7).

Hal ini didukung oleh pendapat Alma yang mengatakan bahwa “public relation adalah kegiatan komunikasi yang dimaksudkan untuk membangun citra yang baik terhadap perusahaan” (2002, p.145). Sedangkan Marston mengatakan “public relation adalah suatu perencanaan dengan menggunakan komunikasi persuasif untuk mempengaruhi persepsi masyarakat” (1999, p.1). Scholz (1999,p.2) mengatakan bahwa “public relation adalah suatu perencanaan yang mendorong untuk mempengaruhi persepsi masyarakat melalui pelaksanaan tanggung jawab sosial berdasarkan suatu komunikasi timbal balik untuk mencapai keuntungan pada kedua belah pihak”.

Pengertian public relation secara umum dan khusus sebagai berikut:

1. Pengertian Umum

Public relation adalah proses interaksi dimana public relation menciptakan opini publik sebagai input yang menguntungkan kedua belah pihak, dan menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik, bertujuan menanamkan keinginan baik, kepercayaan saling adanya pengertian, dan citra yang baik dari publiknya. Crystallizing

Public Opinion menyebutkan bahwa public relation adalah profesi yang mengurusi hubungan antara suatu perusahaan dan publiknya yang menentukan hidup perusahaan itu (Widjaja,2001).

2. Pengertian Khusus

Public relation adalah fungsi khusus manajemen yang membantu membangun dan memelihara komunikasi bersama, pengertian, dukungan, dan kerjasama antara organisasi dan publik, melibatkan masalah manajemen, membantu manajemen untuk mengetahui dan merespon opini publik, menjelaskan dan menekankan tanggung jawab manajemen untuk melayani minat publik, membantu manajemen untuk tetap mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, berguna sebagai sistem peringatan awal untuk membantu mengantisipasi tren, dan menggunakan penelitian dan teknik suara yang layak dalam komunikasi sebagai alat utama (Maria, 2002). Dalam buku dasar-dasar public relation (Wilcox dan Cameron,2006,p.5) juga mengatakan bahwa “public relations is a management function, of a continuing and planned character, through which public and private organizations and institutions seek to win and retain the understanding, sympathy, and support of those with whom there are or maybe concerned by evaluating public opinion about themselves, in order to correlate, as far as possible their own policies and procedures, to achieve by planned and widespread information more productive corporation and more efficient fulfillment of their common interests”. yang kurang lebih memiliki arti public relations merupakan fungsi manajemen dari sikap budi yang direncanakan dan dijalankan secara berkesinambungan oleh organisasi atau lembaga umum dan swasta untuk memperoleh dan membina saling pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang mempunyai hubungan atau kaitan, dengan cara mengevaluasi opini publik mengenai organisasi atau lembaga tersebut, dalam rangka mencapai kerjasama yang lebih produktif, dan untuk memenuhi kepentingan bersama yang lebih efisien, dengan kegiatan penerangan yang terencana dan tersebar luas.

2.2. Tujuan dan Fungsi Public Relations

1. Tujuan Public Relations

Tujuan utama dari public relation adalah mempengaruhi perilaku orang secara individu maupun kelompok saat saling berhubungan, melalui dialog dengan semua golongan, dimana persepsi, sikap dan opininya penting terhadap suatu kesuksesan sebuah perusahaan (Davis, 2003).

Menurut Rosady Ruslan (2001, p.246) tujuan public relation adalah sebagai berikut:

a.     -  Menumbuhkembangkan citra perusahaan yang positif untuk publik eksternal atau masyarakat dan konsumen.

b.   -   Mendorong tercapainya saling pengertian antara publik sasaran dengan perusahaan.

c.      - Mengembangkan sinergi fungsi pemasaran dengan public relation.

d.    -  Efektif dalam membangun pengenalan merek dan pengetahuan mereka.

e.     -  Mendukung bauran pemasaran.

Jefkins (2003, p.54) mendefinisikan dari sekian banyak hal yang bisa dijadikan tujuan public relation sebuah perusahaan, beberapa diantaranya yang pokok adalah sebagai berikut:

a.     -  Untuk mengubah citra umum di mata masyarakat sehubungan dengan adanya kegiatan-kegiatan baru yang dilakukan oleh perusahaan.

b.   -   Untuk meningkatkan bobot kualitas para calon pegawai.

c.     -  Untuk menyebarluaskan suatu cerita sukses yang telah dicapai oleh perusahaan kepada masyarakat dalam rangka mendapatkan pengakuan.

d.    -   Untuk memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat luas, serta membuka pangsa pasar baru.

e.    -   Untuk mempersiapkan dan mengkondisikan masyarakat bursa saham atas rencana perusahaan untuk menerbitkan saham baru atau saham tambahan.

f.     -  Untuk memperbaiki hubungan antar perusahaan itu dengan masyarakatnya, sehubungan dengan telah terjadinya suatu peristiwa yang mengakibatkan kecaman, kesangsian, atau salah paham di kalangan masyarakat terhadap niat baik perusahaan.

g.   -   Untuk mendidik konsumen agar mereka lebih efektif dan mengerti dalam memanfaatkan produk-produk perusahaan.

h.   - Untuk meyakinkan masyarakat bahwa perusahaan mampu bertahan atau bangkit kembali setelah terjadinya suatu krisis.

i.      -  Untuk meningkatkan kemampuan dan ketahanan perusahaan dalam menghadapi resiko pengambilalihan oleh pihak lain.

j.     -   Untuk menciptakan identitas perusahaan yang baru.

k.  -   Untuk menyebarluaskan informasi mengenai aktivitas dan partisipasi para pimpinan perusahaan organisasi dalam kehidupan sosial sehari-hari.

l.      -  Untuk mendukung keterlibatan suatu perusahaan sebagai sponsor dari suatu acara.

m. - Untuk memastikan bahwa para politisi benar-benar memahami kegiatan-kegiatan atau produk perusahaan yang positif, agar perusahaan yang bersangkutan terhindar dari peraturan, undang-undang, dan kebijakan pemerintah yang merugikan.

n.   -    Untuk menyebarluaskan kegiatan-kegiatan riset yang telah dilakukan perusahaan, agar masyarakat luas mengetahui betapa perusahaan itu mengutamakan kualitas dalam berbagai hal.

Secara keseluruhan tujuan dari public relation adalah untuk menciptakan citra baik perusahaan sehingga dapat menghasilkan kesetiaan publik terhadap produk yang ditawarkan oleh perusahaan (Mulyana, 2007). Selain itu public relation bertujuan untuk menciptakan, membina dan memelihara sikap budi yang menyenangkan bagi lembaga atau organisasi di satu pihak dan dengan publik di lain pihak dengan komunikasi yang harmonis dan timbal balik (Maria, 2002).

2. Fungsi Public Relations

Menurut Maria (2002, p.31), “public relation merupakan satu bagian dari satu nafas yang sama dalam organisasi tersebut, dan harus memberi identitas organisasinya dengan tepat dan benar serta mampu mengkomunikasikannya sehingga publik menaruh kepercayaan dan mempunyai pengertian yang jelas dan benar terhadap organisasi tersebut”. Hal ini sekedar memberikan gambaran tentang fungsi public relation yaitu :

a.       Kegiatan yang bertujuan memperoleh itikad baik, kepercayaan, saling adanya pengertian dan citra yang baik dari publik atau masyarakat pada umumnya.

b.      Memiliki sasaran untuk menciptakan opini publik yang bisa diterima dan menguntungkan semua pihak.

c.        Unsur penting dalam manajemen guna mencapai tujuan yang spesifik, sesuai harapan publik, tetapi merupakan kekhasan organisasi atau perusahaan. Sangat penting bagaimana organisasi memiliki warna, budaya, citra, suasana, yang kondusif dan menyenangkan, kinerja meningkat, dan produktivitas bisa dicapai secara optimal.

d.      Usaha menciptakan hubungan yang harmonis antara organisasi atau perusahaan dengan publiknya, sekaligus menciptakan opini publik sebagai efeknya, yang sangat berguna sebagai input bagi organisasi atau perusahaan yang bersangkutan.

Dapat disimpulkan bahwa public relations lebih berorientasi kepada pihak perusahaan untuk membangun citra positif perusahaan, dan hasil yang lebih baik dari sebelumnya karena mendapatkan opini dan kritik dari konsumen. Tetapi jika fungsi public relation yang dilaksanakan dengan baik benar-benar merupakan alat yang ampuh untuk memperbaiki, mengembangkan peraturan, budaya organisasi, atau perusahaan, dan suasana kerja yang kondusif, serta peka terhadap karyawan, maka diperlukan pendekatan khusus dan motivasi
dalam meningkatkan kinerjanya. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa fungsi public relation adalah memelihara, mengembangtumbuhkan, mempertahankan adanya komunikasi timbal balik yang diperlukan dalam menangani, mengatasi masalah yang muncul, atau meminimalkan munculnya masalah (Black, 2002).

2.3. Kedudukan Public Relations Corporate

Kedudukan public relations dalam organisasi dan kewenangan petugasnya tidak selalu dapat dinyatakan dengan tegas. Menurut John Tondowijojo, bila humas diakui sebagai bagian jajaran kebijakan pimpinan, maka humas harus berada langsung dibawah direksi. Humas harus mampu menyampaikan kebijaksanaan pimpinan, sehingga ia harus langsung berada dipihak yang berhubungan dengan pimpinan seluruh jajaran manajemen. Sedangkan menurut Renald Khasali, public relations merupakan fungsi manajemen yang sama pentingnya dengan pemasaran, produksi, keuangan dan SDM.

Menurut Tondowidjojo, kegiatan humas haruslah sistematis dan terencana, tetapi kadang-kadang juga perlu untuk berimprovisasi dan berinovasi. Suatu kebijakan harus dipertimbangkan, dirumuskan, direncanakan dan evaluasi. Untuk ini diperlukan analisis data yang diperoleh tentang organisasi dan lingkungannya. Seberapa jauh PR harus menapakkan kakinya ke peran internal atau fungsi eksternal, tentu saja sepenuhnya tergantung pada kebijakan manajemen. Hanya saja kalau kita menginjak pada tataran ideal fungsi PR, tentu saja keseimbangan peran internal dan eksternal adalah perlu. Seberapa jauh titik keseimbangan tersebut harus dijalankan tentu tergantung pada bidang gerak perusahaan/organisasi yang bersangkutan.

Kedudukan, peranan dan tugas Public Relations dalam sebuah organisasi perusahaan jelas sengatlah penting. Sehingga pelaksanaan aktivitasnya harus dikemas seefektivas mungkin. Dan ini di antaranya bisa diraih dengan cara mempesiapkan dan mengaplikasikan program kerja Public Relations dengan baik dan tepat.

Berbicara tentang kedudukan public relations dalam suatu organisasi apakah itu organisasi dalam bentuk instansi, perusahaan ataupun dalam suatu badan, secara umum public relations mempunyai kedudukan yang sangat strategis, yakni berada diantara dua pihak publik, baik untuk publik lingkup internal maupun untuk publik lingkup eksternal.

Hal ini menginsyaratkan bahwa seorang Public Relations sesuai fungsinya adalah sebagai “penyambung lidah” perusahaan atau organisasi, khususnya dalam hal mengadakan hubungan timbal balik dengan publik-publik yang berada didalam, dan umumnya dengan publik-publik yang berada diluar perusahaan atau organisasi. Selain itu, Public Relations tidak hanya bertugas sebagai penyampai informasi manajemen dari perusahaan atau organisasi kepada publiknya, melainkan juga merupakan saluran informasi dari publik kepada perusahaan atau organisasi. Informasi yang datang dari publik itu merupakan opini publik sebagai “feedback” daripada informasi yang disalurkan dari perusahaan atau organisasi itu. (Yulianita, 2007: 83)

Dengan kedudukannya yang strategis seperti yang dikemukakan diatas, maka seorang public relations harus mempunyai kepekaan terhadap kedua kepentingan publik, baik dalam lingkup internal yakni antara publik pimpinan dengan publik karyawan, maupun dalam lingkup eksternal yakni antara publik perusahaan atau organisasi dengan publik-publik yang berada diluar perusahaan atau organisasi. Dari gambaran diatas jelas sebagai Public Relations harus dapat melaksanakan fungsi utamanya, yakni tidak saja merupakan mediator keluar perusahaan, melainkan harus juga memanfaatkan indera pendengarannya, penciumannya, penglihatannya dan perasaannya dalam kaitannya dengan opini publik yang muncul yang ditujukan bagi kepentingan perusahaan atau organisasi.

Kedudukan Public Relations (PR) atau Humas adalah menilai sikap masyarakat (publik) agar tercipta keserasian antara masyarakat dengan kebijaksanaan organisasi/perusahaan. Mulai dari tujuan (goal) dan penentuan sasaran (target) yang hendak di capai, perencanaan program, hingga pelaksanaan komunikasi oleh organisasi/perusahaan tersebut tidak terlepas dari dukungan, serta kepercayaan citra positif dari pihak publiknya. Dalam menjalankan fungsinya seorang PR/Humas dituntut untuk memiliki empat kemampuan (Ruslan, 2014: 132), yaitu: Pertama, memiliki kemampuan mengamati dan menganalisis suatu persoalan berdasarkan fakta di lapangan, perencanaan kerja komunikasi dan mampu mengevaluasi suatu problematika yang dihadapinya; Kedua, kemampuan untuk menarik perhatian, melalui berbagai kegiatan publikasi yang kreatif, inovatif, dinamis dan menarik bagi publiknya sebagai target sasarannya; Ketiga, kemampuan untuk mempengaruhi pendapat umum, merekayasa pandangan atau opini public (crystallizing public opinion) yang searah dengan kebijakan organisasi instansi yang diwakili yaitu dalam posisi yang saling menguntungkan, dan; Keempat, kemampuan PR/Humas menjalin suasana saling percaya, toleransi, saling menghargai, good will dan lain sebagainya dengan berbagai pihak, baik publik internal maupun eksternal.

 Public Relations dalam setiap korporasi mempunyai kedudukan yang sangat strategis, yakni berada diantara dua pihak publik, baik untuk lingkup internal maupun publik lingkup eksternal. Hal ini mengisyaratkan bahwa seorang Public Relations bekerja sesuai fungsinya yakni membangun komunikasi perusahaan dua arah antara publik internal atau eksternal dengan perusahaan. Selain bertugas sebagai penyampai informasi manajemen dari perusahaan kepada publiknya, Public Relations juga bertugas sebagai saluran informasi dari publik kepada perusahaan.kedudukan yang strategis seperti yang dikemukakan di atas, maka seorang praktisi Public Relations harus mempunyai kepekaan terhadap kedua kepentingan publik, baik publik lingkup internal yakni antara pimpinan dan karyawan, maupun dalam lingkup eksternal yakni antara publik perusahaan atau organisasi dengan publik-publik yang berada di luar perusahaan atau organisasi.

 Lanjut menurut Rosady Ruslan (2007: 172) Bila Public Relations diibaratkan sebagai jantung pada manusia maka pimpinan perusahaan atau organisasi dapatlah diibaratkan sebagai otak dari perusahaan atau organisasinya. Pimpinanlah yang mentukan gerak dan tujuan dari perusahaan atau organisasi. Seperti halnya pada manusia, hubungan antara otak, jantung, dan panca indera itu sangat dekat sekali, bahkan merupakan satu unit kerja dan satu wadah kerja yaitu kepala. Dengan demikian antara Public Relations dan Pimpinan utama merupakan “dwi tunggal” yang harmonis dalam menggerakkan perusahaan atau organisasinya. Pimpinan sebagai pemegang policy dan public relations sebagai penterjemah dari policy itu. Demikian pula dalam hal menanggapi akibat dari policy yang timbul ditengah-tengah publikny, Public Relations menyampaikannya kepada pimpinan utama perusahaan atau organisasi.

Cutlip, Center, & Broom (2009), mengatakan posisi PR di Bagan Organisasi dan hubungannya dengan pimpinan manajemen (Top Management) seringkali dapat dijelaskan dengan menjelaskan terlebih dahulu bagaimana fungsi PR ini muncul. Pada awalnya Fungsi PR merupakan bagian integral dari departemen SDM sebagai tenaga pendukung komunikasi karyawan. Karena fungsi ini terus berkembang, tidak hanya sekedar komunikasi karyawan belaka, maka pihak manajemen memisahkannya dari departemen SDM dan memberinya nama baru “Departemen PR”.

Dari gambaran tersebut, dapat kita pahami bahwa sangat ideal jika kedudukan PR memang harus berada sedekat mungkin dengan Pimpinan Utama, di atas bagian-bagian yang ada dalam perusahaan itu. Kedudukan tersebut diartikan sebagai fungsi menurut aturan kerja dalam kaitannya dengan aspek komunikasi sebagai unsur-unsur yang ada dalam perusahaan, yakni dilihat secara vertikal. Sesuai dengan fungsinya, kedudukan PR dalam konteks yang ideal dalam suatu perusahaan atau organisasi, menduduki tempat sebagai konsultan perusahaan atau organisasi khususnya konsultan dalam hal kegiatan komunikasi manajemen perusahaan. Namun, pada perusahaan-perusahaan yang kecil, biasanya tugas PR dipegang langsung oleh pimpinan sendiri. Misalnya toko-toko kecil, dokter-dokter yang berpraktek sendiri, konsultan-konsultan, dan perusahaan-perusahaan lainnya yang organisasinya relatif kecil.

2.4. Sejarah dan Profil Perusahaan.

Awalnya Perusahaan EMP adlah perusahaan asing yang bernama PT. SANTOS.  Berdiri sekitar tahun 1970 hingga 1980an yang merupakan salah satu perusahan tambang minyak milik Amerika. Namun karena pada masa itu gas lebih mudah dicari daripada minyak, maka perusahaan tersebut ditutup dan diambil alih oleh Bakri seorang pengusaha nasional dari China yang kemudian oleh beliau dijadikan sebagai perusahaan gas pada tahun 1991. Setelah diambil alih oleh Bapak Bakri, kemudian hasil produksi gas ditawarkan ke beberapa perusahaan, saat itu pembeli pertama adalah perusahaan BLM dan PT RPP. Kemudian perusahaan tersebut terus berkembang hingga saat ini berganti nama menjadi EMP (Empowering People) dan menjadi satu-satunya perusahaan gas yang ada di Riau.

Perusahaan EMP Pekanbaru beralamat di Jalan Jenderal Sudirman tepatnya Gedung Surya Dumai Lantai 7 yang merupakan kantor operasi, sedangkan kantor  pusatnya berada di Jakarta. Lokasi sumur dan ladang migas berada di tiga kota yaitu di Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Kampar, dan Pekanbaru sebagai tempat proses produksi.

a. Visi Perusahaan

“ To become the leading Independent Oil and Gas Exploration and Production Company in Asia.

Implementing safety, health and environment excellence, uphold good corporate governance, contributing in community development.”

b. Kebijakan Keselamatan, Kesehatan, dan Lindungan Lingkungan

EMP Bentu Limited & EMP Korinci Baru Limited adalah Perusahaan Independen yang bergerak dibidang Minyak dan Gas Bumi menyakini bahwa melindungi dan mengembangkan personil, komunitas dan lingkungan adalah sangat pentig untuk mencapai sasaran kegiatan eksplorasi, pemboran dan produksi. Setiap orang berperilaku selamat, sehat dan bertindak ramah terhadap lingkungan untuk mempertahankan keunggulan K3LL.

Secara khusus kami berkomitmen untuk :

a)      Memenuhi persyaratan hukum, dan peraturan yang terkait atau standar-standar yang dapat dipertanggungjawabkan:

b)      Mengidentifikasi, mengevaluasi dan mengendalikan risiko keselamatan, kesehatan dan dampak lingkungan untuk pencegah insiden, penyakit akibat kerja, dan pencemaran lingkungan serta identifikasi peluang untuk memperbaiki kinerja lingkungan

c)      Mewujudkan operasi yang berkelanjutan dengan:

Ø  Mengurangi bahan pencemar dan emisi;

Ø  Mengurangi dan memanfaatkan limbah;

Ø  Menggunakan energy secara efisien ;

Ø  Konservasi sumber daya alam dan keanekaragaman hayati.

d)     Menanggapi dengan segera semua keadaan darurat akibat kegiatan operasi, dan mengkomunikasikannya kepada pemangku kepentingan

e)      Mengedepankan solusi biaya efektif dalam mengelola keselamatan, kesehatan dan lingkungan.

f)       Menghargai personil yang berkontribusi dalam mencapai keunggulan K3LL

g)      Meningkatkan kinerja K3LL dan efisiensi energi melalui sistem manajemen yang efektif.

c. Struktur Publik Relations dan Fungsinya

EMP mulai beroperasi pada tahun 2007, saat itu perusahaan EMP  tidak  memiliki bagian kehumasan karena dianggap masih sebagai perusahaan kecil. Sehingga  kegiatan Publik Relations dilakukan oleh sebuah bagian yang disebut Blackmenter. Lalu pada tahun 2010 struktur Publik Relation dibuat yang disebut Community Relation.

Di perusahaan EMP struktur Publik Relation terbagi 4, yaitu:

·         Community Relations

Bagian ini bertujuan menciptakan hubungan baik antara perusahaan dengan pihak terkait misalnya partner dan juga komuitas tertentu

·         Government Relations

Bagian ini bertugas dalam menciptakan hubungan baik antara perusahaan dengan pemerintah, seprti gubernur, Bupati dan Walikota.

·         Latemeter

Bagian yang bertugas dilahan atau yang turun langsung dalam memantau proses pekerjaan di lapangan

·         Media Relations

Bagian ini berperan penting dalam menciptakan citra perusahaan yang baik kepada para stakeholder.

Menurut Bapak Hansardi secara umum fungsi seorang Praktisi Public Relations adalah :

·         Sebagai jembatan antara perusahaan dan stakeholder

Yang disebut stakeholder disini adalah seperti masyarakat di sekitar perusahaan, pemerintahan, NGO, dan media. Jadi seorang praktisi humas dapat menyampaikan apa yang diinginkan pihak internal kepada eksternal atauppun sebaliknya.

d. Praktisi Relations Public

·         Menjaga kestabilan produksi

·         Menciptakan dan memelihara suatu citra yang baik dan tepat atas perusahaannya, baik itu yang berkenaan dengan kebijakan, produk, jasa, maupun dengan para personelnya

·         Memantau pendapat umum mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan citra, kegiatan, reputasi maupun kepentingan-kepentingan perusahaan, dan menyampaikan setiap informasi yang penting langsung kepada pihak manajemen atau pimpinan untuk ditanggapi atau ditidak lanjuti

·         Memberi nasehat atau masuka kepada pihak manajemen mengenai berbagai masalah komunikasi yang penting, serta teknik untuk mengatasinya

·         Menyediakan berbagai informasi kepada masyarakat, tentang kebijakan perusahaan, kegiatan, produk, jasa, dan personalia selengkap mungkin demi menciptakan suatu pengetahuan yang maksimal dalam rangka menjangkau pengertian khalayak.

e. Tanggung Jawab seorang Praktisi Public Relations

·         Menetapkan sasaran atau merumuskan tujuan-tujuan dari operasi humas

·         Memperhitungkan jam kerja atau sumber-sumber daya lainnya yang bernilai ekonomis yang akan menjadi biaya atau sumber pengeluaran atas pelaksanaan fungsi-fungsi humas.

·         Menetapkan skala prioritas guna mengendalika pilihan public, media untuk menyampaikan pesan kepada mereka, waktu operasi, serta optimalisasi penggunaan tenaga kerja dan berbagai sumber daya lainnya

·         Menentukan kelayakan pelaksanaan dari setiap upaya yag hendak dilakukan dalam rangka mengejar tujuan-tujuan tertentu sesuai dengan dana, kapabilitas staf dan daya dukung serta kecukupan berbagai macam peralatan yang tersedia.

f. Penetapan Tujuan

Seorang praktisi Humas tidak dapat menemukan tujuan yang paling tepat hanya dengan duduk-duduk di kantor dan memerintahkan orang-orang lain untuk melakukan ini dan itu. Ada dua cara untuk menetapkan tujuan, yaitu :

 

·         Mengadakan riset khusus guna mengidentifikasi masalah yang sekiranya memerlukan penyelesaian humas.

·         Mengadakan serangkaian diskusi atau konsultasi secara mendalam dengan para pimpinan departemen atau kalangan staff inti guna mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan komunikasi paling mendasar yang mereka rasakan.

2.5. Program Jangka Panjang dan Pendek

a)      Program Jangka Pendek

·         Membangun hubungan baik dengan masyarakat

·         Berpartisipasi dalam event masyarakat dan pemerintah

·         Menjalankan program CSR (Coorporate Social Responsibility)

b)      Program Jangka Panjang

·         Menjadikan masyarakat mandiri.

Artinya perusahaan akan membuat masyarakat untuk tidak selalu bergantung kepada perusahaan, karena suatu perusahaan tidak akan terus menerus ada, apalagi yang bergerak dibidang migas, gas bumi lama-kelamaan akan habis dan tidak menutup kemungkinan perusahaan akan tutup atau beralih pada bidang yang lain. Karena itu perusahaan berusaha agar saat hal tersebut terjadi, masyarakat mampu bertahan sendiri tanpa bergantung pada perusahaan.

2.6. Contoh Konflik yang pernah terjadi dan penyelesaiannya

Pada pertengahan tahun 2018, ada seorang petani timun dan palawija yang komplaint kepada perusahaan  EMP karena menganggap lahan pertaniannya kering akibat kegiatan operasional dari proses penambangan. Setelah melakukan survey di lokasi kejadian pihak perusahaan merasa bahwa hal tersebut bukan dari kegiatan pertambangan, bisa jadi hal tersebut dikarenakan kesalahan dari petani itu sendiri, seperti pemberian pupuk atau bahkan karena faktor cuaca. Namun, dikarenakan saat kejadian bersamaan dengan kegiatan operasional yang memang dilakukan didekat wilayah tersebut dan agar masalah tersebut selesai maka dilakukan lah negosiasi. Pihak perusahaan berjanji akan mengganti semua tanaman yang rusak dan memberikan sejumlah uang sebagai ganti rugi. Awalnya petani tersebut tidak terima, namun pihak perusahaan terus menyakinkan petani tersebut dengan menawarkan sebuah kerja sama dari salah satu program yang akan dilakukan, kemudian dengan beberapa pertimbangan maka petani tersebut setuju dengan ketentuan yang sudah disepakati.

Menurut Bapak Hansardi inti dari pemecahan suatu masalah atau krisis adalah kemampuan komunikasi yang baik dari seorang Praktisi Humas. Praktisi Humas yang baik saat bernegoisasi adalah mampu untuk mempertahankan egonya dan tegas. Maksud tegas disini adalah tidak semua yang dikatakan oleh pihak yang terkait harus diikuti. Selain itu jangan menjanjikan  sesuatu pada masyarakat apabila hal tersebut belum pasti dilaksanakan.

2.7. Strategi Seorang Praktisi Humas untuk meminimalisir sebuah krisis serta menangani sebuah krisis.

Menururt bapak Hansardi, ada beberapa tips yang dapat seorang Humas lakukan untuk meminimalisir terjadinya suatu masalah atau bahkan membuat sebuah perusahaan tidak mengalami krisis, seperti :

·         Menjain hubungan yang baik dengan masyarakat

Jangan hanya menghubungi masyarakat saat terjadi masalah. Mulai dari hal-hal kecil, seperti menyapa masyarakat yang ada disekitar perusahaan. Mendengarkan apabila ada keluhan atau masukan dari masyarakat untuk perusahaan. Serta mengembangkan program pemberdayaan bagi masyarakat.

·         Harus dapat menempatkan diri dengan baik

Jangan kaku dengan aturan-aturan adat yang berlaku di masyarakat maupun aturan pemerintah setempat yang berlaku.

Selain itu ada beberapa langkah yang harus dilakukan seorang praktisi PR dalam menghadapi sebuah isu atau krisis. Dibawah ini adalah hal yang dapat dilakukan oleh seorang praktisi humas dalam menghadapi sebauh isu yang berkaitan dengan publik, yaitu :

·         Pendalam data dan fakta

Melakukan riset mendalam mengenai isu yang berkembang. Riset dikembangkan secara kualitatif berdasarkan pada pandangan wartawan, stakeholder dan pembuat opini public atas isu yang berkembang, peta pencitraan mengenai jenis isu, sumber informasi, dan karakter informasi yang dikembangkan, serta mengembangkan alternative sehubungan dengan krisis isu yang berkelanjutan serta cara-cara penanganan yang sesuai denga karakter bisnisnya

·         Menyiapkan paket informasi

Yang berisi tentang informasi yang akan diberikan oleh PR kepada semua stakeholder, termasuk pola pendekatanyang dilakukan untuk menyalurkan informasi tersebut.

·         Membuat batasan isu dan dampaknya

Menganalisis dan membuat batasan setiap isu tentang dampak yang mungkin ditimbulkan bagi masyarakat, atau konsumen pengguna produk. Membuat batasan informasi apa saja yang dikembangkan ke masyarakat. Selanjutnya mengembangkan informasi secara efektif dan efisien agar public tidak kesulitan dalam menangkap pesan yang akan disampaikan. Lebih baik mengirim sedikit pesan tapi mengenai sasaran, ketimbang banyak tapi tidak efektif.

·         Posisikan Citra Perusahaan

Pastikan bagaimana citra prusahaan akan diposisikan dihadapan public berkaitan dengan isu yang berkembang. Karena sering kali citra perusahaan yang kuat bisa dipisahkan dengan individu atau produk yang berada di bawah perusahaan tersebut.

·         Siapkan Tim Crisis Center

Siapkan Crisis Center dan tim yang siap pakai ketika krisis benar-benat terjadi, serta buat imulasi untuk melihat kemungkinan-kemungkinan lain yang akan terjadi atau bahkan bisa di manfaatkan oleh perusahaan untuk secara tepat dan cepat menyelesaikan krisis.

·         Menunjuk Unfoccial Spoke Persons

Crisis Center sebaiknya tak hanya melibatkan internal perusahaan tapi juga pihak lain yang direkrut untuk menyelesaikan krisis. Pihak terakhir ini bisa dilihat perannya sebagai spoken person perusahaan yang bukan pihak internal atau manajemen perusahaan. Orang ketiga tersebut akan berbicara secara resmi. Karena bagaimanapun kredibilitas dan objektivitas orang ketiga dimata public jauh lebih baik ketimbang pihak internal perusahaan. Dengan begitu, tim ini dapat memanfaatkan jalur informasi yang beragam sesuai audiensnya secara lebih optimal. Orang ketiga ini juga bisa dimanfaatkan kapasitasnya untuk menghasilkan expertise judgement, opinion leader statement, ataupun juru runding perusahaan dengan public, pemerintah ataupun pihak kedua lainnya yang sedang berkonflik. Persyaratan orang ketiga yang dipilih adalah seseorang yang memiliki kapabilitas dan dapat dipercaya baik oleh pihak pertama (perusahaan) ataupun pihak kedua (public).

 

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

·         Dari pemaparan di atas, kedudukan public relation  merupakan sesuatu hal yang sangat urgent dalam menentukan keberhasilan dan kegagalan suatu organisasi perusahaan, untuk itu kedudukan public relation harus memiliki sebuah strategi khusus dalam menganalisis sesuatu persoalan yang terjadi sesuai fakta di lapangan.

·         Dengan kedudukannya yang strategis seperti yang dikemukakan diatas, maka seorang public relations harus mempunyai kepekaan terhadap kedua kepentingan publik, baik dalam lingkup internal yakni antara publik pimpinan dengan publik karyawan, maupun dalam lingkup eksternal yakni antara publik perusahaan atau organisasi dengan publik-publik yang berada diluar perusahaan atau organisasi.

·         Dari gambaran diatas Dengan kedudukannya yang strategis seperti yang dikemukakan diatas, maka seorang public relations harus mempunyai kepekaan terhadap kedua kepentingan publik, baik dalam lingkup internal yakni antara publik pimpinan dengan publik karyawan, maupun dalam lingkup eksternal yakni antara publik perusahaan atau organisasi dengan publik-publik yang berada diluar perusahaan atau organisasi.

·         Dari gambaran diatas jelas sebagai Public Relations harus dapat melaksanakan fungsi utamanya, yakni tidak saja merupakan mediator keluar perusahaan, melainkan harus juga memanfaatkan indera pendengarannya, penciumannya, penglihatannya dan perasaannya dalam kaitannya dengan opini publik yang muncul yang ditujukan bagi kepentingan perusahaan atau organisasi.

3.2. Saran

Dari simpulan tersebut diatas pembahasan makalah ini baik secara penulisan maupun isi dari pembahasan mungkin banyak memiliki kekurangan dan kesalahan yang Penulis lakukan baik sengaja maupun tidak  sengaja. Maka dari itu, Penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca agar makalah ini lebih baik lagi dan lebih layak dibaca oleh kalangan pelajar maupun bukan pelajar untuk tambahan ilmu dibidang corporate public relations khususnya kedudukan public relations.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Rosadi Ruslan. Manajemen Public Relation dan Media Komunikasi,. Jakarta. 2005.

Ardianto, Elvinaro dan Sumirat, Soleh. 2004. Dasar-dasar Public Relations. Remaja Rosdakarya, Bandung.

http://desikumaladewi231195.blogspot.co.id/ diakses tanggal 3 April 2019

http://eprints.ums.ac.id/23045/2/04._BAB_I.pdf diakses tanggal 3 April 2019





 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANDUAN GROOMING DALAM PUBLIC SPEAKING

ALMANAKCUSTOM.ID